KONTROVERSI
KEAMANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk
dalam pembangkit daya Base Load yang dapat bekerja dengan baik ketika daya
keluarannya konstan. Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari
40 Mwe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005
mempunyai daya 600-1200 MWe. Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di
dunia dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara
yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% Daya listrik dunia.
Kata Kunci
Reaktor
nuklir, inti fisi, reaksi inti.
A.
PENDAHULUAN
Reaktor nuklir
adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan
menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Berbeda
dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi
pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol. Reaktor nuklir digunakan untuk
banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk
membangkitkan listrik. Saat ini semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi
fisi nuklir dan sering dipertimbangkan masalah resiko keselamatannya. Sebaliknya,
beberapa kalangan menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan
cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi
merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir.
B.
PEMBAHASAN
Reaktor nuklir yang pertama
muncul dikendalikan oleh alam. Lima belas reaktor fisi nuklir alami telah
ditemukan di tambang Oklo, Gabon, West Afrika. Pertama ditemukan pada tahun
1972 oleh ahli fisika Perancis Franciss
Perrin. Reaktor nuklir generasi pertama digunakan untuk menghasilkan
plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Selain itu, reaktor nuklir juga
digunakan oleh angkatan laut Amerika intuk menggerakkan kapal selam dan kapal
pengangkut pesawat udara. Pada 20 Desember 1951 listrik dari generator yang
digerakkan oleh tenaga nuklir pertama kali dihasilkan oleh Experimental Breeder
Reaktor-I (EBR-1) yang berlokasi di
Arco , Idaho . Pada 26
juni 1954, pukul 5:30 pagi, PLTN pertama dunia utnuk pertama kalinya mulai
beroperasi di Obninsk, Kaluga Oblast , USSR .
PLTN ini menghasilkan 5 megawatt, cukup untuk melayani daya 2.000 rumah.
Agar
keamanan dapat terjamin sebuah reaktor harus dilengkapi dengan sarana
pengontrol reaksi berantai dan sarana pendingin serta sarana pengolahan bahan
bakar. Berbeda dengan reaksi kimia biasa, reaksi nuklir terjadi secara terus
menerus/berantai. Energi yang dihasilkan ditentukan dari kecepatan terjadinya
pemecahan inti atom. Dalam mengontrol terjadinya reaksi ini, neutron yang
mempunyai kecepatan tinggi harus diperlambat, hal ini dapat dilakukan dengan
bahan yang disebut moderator. Selain itu ada pula yang dinamakan absorber yang
berfungsi untuk menyerap neutron seperti Baron, Xenon dan senagainya. Dengan
cara mengontrol kadar moderator kita dapat mengontrol reaksi nuklir.
Kekhawatiran
masyarakat terhadap PLTN bukanlah tanpa alasan, telah terjadi beberapa
kecelakaan dalam sekala kecil maupun besar. Pada tanggal 28 Maret 1979, telah
terjadi kecelakaan yang relatif kecil di TMI (Three Mile Island)-AS, operator
tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan prosedur yang salah sehingga
mengakibatkan reaktor terlalu panas dan akhirnya meleleh. Meskipun pada
kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa, namun mempunyai arti yang sangat
penting bagi industri nuklir. Sebelum kecelakaan itu, para ahli nuklir sangat
yakin betul akan keamanan sebuah reaktor nuklir. Terjadinya kecelakaan ini
telah membuka mata masyarakat luas dan para ahli bahwa kemungkinan terjadinya
kecelakaan ternyata lebih besar daripada yang diperkirakan.
Banyak
orang termasuk pecinta lingkungan, memandang fusi inti sebagai cara
pembangkitan energi yang sangat tidak diinginkan. Kecelakaan juga menghadirkan
banyak bahaya. Kecelakaan terakhir dan terbesar terjadi pada tanggal 25-26
April 1986 di Chernobil, Uni Sovyet dahulu. Kecelakaan ini telah melibatkan
secara langsung 135 ribu orang, 24.403 diantaranya dinyatakan terkena radiasi
yang cukup berat, dan 29 orang menderita akibat yang fatal. Kecelakaan ini
bermula dari rencana untuk mengadakan percobaan untuk mengetahui kemampuan
reaktor dalam keadaan darurat. Kurangnya perencanaan matang dan belum mendapat
ijin dari yang berwenang serta operator yang bertanggung jawab bukanlah seorang
ahli dalam bidang nuklir, mengakibatkan reaktor tidak dapat dikontrol dengan
baik.
Industri
nuklir adalah industri yang paling banyak mencurahkan tenaga dan pikiran untuk
masalah keamanan. Dari penelitian ahli, ditemukan satu titik persamaan bahwa
salah satu penyebab utama dalam hampir semua kecelakaan adalah akibat faktor
manusia. Hal ini mempunyai arti penting karena secara teori sebetulnya kecelakaan
ini tidak semestinya terjadi. Dengan manajemen yang baik dan staf yang
kompeten. Faktor ini dapat ditekan seminimal mungkin. Terjadinya kecelakaan
telah membawa pengaruh yang besar terutama mencakup tiga kategori yaitu:
perubahan datam perusahaan (institusi), peralatan (equipment), dan cara kerja
(operasional). Termasuk dalam kategori yang ketiga ini adalah faktor manusia,
operator training, dan kesiap-siagaan dalam keadaan darurat (emergency
preparedness).
Disamping
faktor manusia, ditemukan pula bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam
desain yang dalam operasi normal tidak terlihat secara nyata, tapi dalam
keadaan darurat menyebabkan situasi menjadi sukar diatasi. Setelah menyadari
hal ini industri nuklir terus meningkatkan kesempurnaan desain. Selain itu
dibentuk badan yang khusus bertugas mengontrol keamanan reaktor. Tingkat aman
pemaparan terhadap radiasi masih diperlukan perdebatan diantara para ahli
biologis, satu pihak menyatakan bahwa efek radiasi bersifat kumulatif,
sedangkan pihak lain menyatakan bahwa diperlukan dosis ambang untuk
mengakibatkan perubahan patologis. Mengingat banyaknya masa depan reaktor
nuklir yang sangat tidak cerah. Apa yang semula dianggap sebagai pemecahan
terbaik bagi kebutuhan akan energi di abad ke-21 sekarang diperdebatkan dan
dipertanyakan oleh kalangan ilmuan dan orang awam.
Setelah
terjadinya berbagai kecelakaan, ada sebagian mengatakan bahwa kecelakaan ini
merupakan akhir dari industri nuklir. Pendapat ini mendapat dukungan dari
sebagian masyarakat yang merasa terancam dengan adanya reaktor nuklir. Dalam
penyelidikan ditemukan bahwa pihak oposisi telah meningkat dari 26 % menjadi 42
%, dan pihak pendukung telah menurun dari 57% menjadi 49%. Pendapat sebagian
lagi ada yang menyatakan bahwa perkembangan industri nuklir itu sendiri tidak
terlalu terpengaruh oleh adanya kecelakaan ini. Terdapat faktor-faktor lain
yang menyebabkan adanya perubahan dalam perkembangan nuklir, seperti
pertimbangan ekonomis. Adanya kecelakaan ini telah menunda perkembangan
industri nuklir, tetapi dalam waktu yang bersamaan telah meningkatkan kesadaran
untuk lebih menjaga segi keamanan. Dalam jangka panjang dapat dikatakan bahwa kecelakaan
ini telah menbawa pengaruh positif terhadap keseluruhan industri nuklir.
Tampaknya kontroversi ini akan berlanjut untuk sementara waktu.
C. SIMPULAN
Industri nuklir adalah industri
yang paling banyak mencurahkan tenaga dan pikiran untuk masalah keamanan. Dari
penelitian ahli, ditemukan satu titik persamaan bahwa salah satu penyebab utama
dalam hampir semua kecelakaan adalah akibat faktor manusia. Terjadinya
kecelakaan telah membuka mata masyarakat luas dan para ahli bahwa kemungkinan
terjadinya kecelakaan ternyata lebih besar dari pada yang diperkirakan.
Pendapat lain lebih condong kepada pengaruh positif yang didapat dari
kecelakaan ini, dan menyatakan bahwa kecelakaan ini justru menandai akan
permulaan industri nuklir yang baru dan lebih aman. Dalam kenyataan tenaga
nuklir tidak mungkin dihapuskan dari dunia ini. Sampai suatu saat dunia
mempunyai alternatif baru yang lebih ekonomis dan lebih aman, nuklir tetap
memegang peranan yang penting.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga. 2004.
Bunjali,
Bunbun. KIMIA INTI. Bandung : ITB.
2002.
Oxtoby, dkk.
Prinsip-prnsip Kimia Modern 1. Jakarta : Erlangga. 2001.
Wiyatmo,
Yusman, M.Si. FISIKA NUKLIR. Yogyakarta
: PUSTAKA PELAJAR. 2006.
Nugroho, Andang. http://id.Wikipedia.Org/Wiki/Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir.com. 20 juni 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar